Ngaji Matematika, Cara Baru Nyantri di Jaman Milenial

Komentar · 1484 Tampilan

Artikel ini adalah kumpulan tanya jawab pak Bekti Hermawan dengan majalah Al Falah yang diterbitkan oleh YDSF. Kumpulan tanya jawab ini saya namakan program Nyantri di Jaman Milenial. Karena Nyantri di Eksakta Integra Islamica lebih banyak belajar tentang Matematika Islam.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Berikut adalah jawaban saya atas pertanyaan majalah Al-Falah YDSF:

  • Ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Quran biasanya disebut sebagai “ilmu langit”. Sebenarnya, seberapa aplikatifkah ilmu-ilmu tersebut bila diterapkan dalam kehidupan manusia khususnya pada zaman ini?

Saya lebih suka menyebut ilmu yang terkandung dalam Alqur’an sebagai “ilmu kehidupan”. Sebab ilmu dalam Alqur’an itu berlaku di seluruh jagad raya ini, bukan hanya di langit J Alqur’an sendiri adalah sebaik-baik tafsir meski Alqur’an itu bukan buku sains atau matematika. Terlalu sempit jika kita mengartikan Alqur’an sebagai sains. Alqur’an terlalu mulia disandingkan dengan buku sains manapun.

Al Hikmah, itulah kunci untuk mengaplikasikan ilmu Alqur’an dalam kehidupan modern saat ini. Allah SWT berfirman:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS 16:12)

“Allah menganugrahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang ber-akal-lah yang dapat mengambil pelajaran(QS 2:269)

Kedua ayat itu terasa sangat nyata bagaimana seharusnya setiap manusia bersikap dalam mengaplikasikan ilmu yang terkandung dalam Alqur’an. Tanpa Al-Hikmah, kita akan gagal mengaplikasikannya. Apalagi kehidupan modern saat ini hingar-bingar dengan segala “fenomena digital” yang tak terkendali. Tanpa Al-Hikmah, siapa pun akan gagal mengaplikasikan ilmu Alqur’an dalam kehidupannya. Yang menjadi inti permasalahannya adalah: bagaimanakah agar kita menjadi orang yang dikehendaki Allah agar dapat menemukan HIKMAH?

  • Meski sebagian besar Al Quran berisi cerita, baik sejarah masa lalu maupun kehidupan masa yang akan datang. Selain itu, di dalamnya juga dijelaskan panduan ilmu alam. Menurut Bapak, bagaimana kaitan antara ayat Al Quran dan ilmu pengetahuan?

Cara hidup Islami adalah sebuah kesempurnaan yang didukung oleh logika dan analisis yang dinamis. Al Quran dan ilmu pengetahuan adalah dua faktor penting dalam urusan dan motivasi setiap manusia di dunia. Alqur’an dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang saling mendukung, bukan saling “mematikan”. Hal ini jelas terlihat dalam 3 ayat berikut:

Untuk setiap berita (kabar) ada faktanya dan kelak kamu akan mengetahui” (QS 6:67)

Dan  kamu akan mengetahui fakta itu setelah satu masa” (QS 38:88)

Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an sebagai bukti segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS 16:89)

Apa “benang merah” dari ketiga ayat di atas? Alqur’an penuh dengan berita atau informasi yang harus dipahami dan diambil HIKMAH-nya. Mengapa demikian? Supaya kita bisa mengetahui faktanya! Jadi informasi dalam Alqur’an itu ada faktanya. “Fakta” itulah yang disebut sebagai ilmu pengetahuan. Dan fakta itu bisa kita ketahui setelah 1 masa. Allah SWT tidak mengatakan berapa lama 1 masa itu. Bisa 1 hari, 1 tahun, 1 abad, tergantung dari pemahaman kita atas sebuah HIKMAH.

Sebab Alqur’an adalah “bukti segala sesuatu”, “petunjuk” dan “rahmat” serta “kabar gembira” bagi orang yang berserah diri, tawadhu, iklas dalam mempelajari sesuatu. Dan suatu saat faktanya pasti ditemukan.

Jadi sekali lagi kunci untuk mempelajari dan mengetahui kaitan antara Alqur’an dan ilmu pengetahuan adalah HIKMAH.

  • Bagaimana Al Quran menjelaskan ilmu Matematika?

Menurut pendapat saya, “pesan matematis” yang utama dalam Alqur’an ditemukan dalam QS 19:94, yaitu:

Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti(QS 19:94)

Nah, di dalam ayat ini jelas sekali Allah mengajarkan pada kita bahwa urutan dalam belajar berhitung itu adalah:

  • Pahami konsep jumlah
  • Pelajari operasi hitung (tambah kurang kali bagi).
  • Ajarkan nalar untuk mencapai hasil hitungan yang teliti

Begitulah “pesan matematis” yang diajarkan Alqur’an pada kita. Jadi dalam mengajarkan ilmu hitung (awal ilmu matematika secara luas) maka ajarkan pertama kali pada anak-anak kita konsep jumlah. Jangan mengajarkan yang lain sebelum konsep jumlah ini dikuasai. Setelah konsep jumlah dipahami dan dikuasai, maka tahap berikutnya ajarkan operasi hitung. Operasi hitung dalam tahap awal pembelajaran matematika adalah tambah, kurang, kali dan bagi. Bisa juga dibalik asalkan konsep jumlah sudah dikuasai dengan baik.

Tahap selanjutnya adalah mempelajari nalar. Mempelajari nalar sudah jelas bertujuan untuk lebih memahami inti persoalan matematika sehingga kita bisa memperoleh hasil jawaban yang teliti dan benar.

Tanpa nalar, mempelajari konsep apa pun menjadi tidak bermakna!

Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam  dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.” (QS 29:49)

Begitulah Alqur’an mengajarkan tahap awal matematika pada kita.

  • Adakah contoh ayat Al Quran yang menjelaskan ilmu matematika, totalnya ada berapa ayat?

Saya tidak pernah menghitung ada berapa ayat dalam Alqur’an yang membicarakan tentang matematika. Karena saya tidak fokus ke arah sana, tetapi mencari kaitan antara konsep matematika dan HIKMAH Qur’ani yang terkandung dalam setiap konsep matematika. Saya yakin pasti ada banyak ayat J

Perhatikan contoh soal olimpiade matematika SD berikut:

Pak Hasan memiliki 3 petak sawah yang berukuran 117 x 281 m2, 215 x 199 m2, dan 214 x 150 m2.  Dari ketiga petak sawah milik pak Hasan tersebut, jika dilihat dari atas bukit setinggi 400 meter, manakah yang berbentuk bujur sangkar?

Kemudian perhatikan ayat berikut:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa”. (Al-Hujurat:12)

Apa kaitan soal di atas dengan QS Al-Hujurat:12?

Silahkan Anda renungkan untuk mendapatkan HIKMAH dan jawab dengan jawaban yang tepat! Yang jelas, soal olimpiade matematika SD di atas sangat baik untuk menjelaskan nilai-nilai Islami tentang BERBURUK SANGKA

  • Dalam penerapan ilmu Ngaji Matematika, seberapa besar peran ayat Al Quran?

Dalam pendidikan Ngaji Matematika saya tidak menekankan harus menghafal ayatnya. Tetapi setiap orang yang mempelajari Ngaji Matematika setidaknya memahami makna atau bahkan HIKMAH yang terkandung dalam sebuah ayat. Sebab membimbing dalam mencari makna dalam sebuah ayat jauh lebih sulit dibandingkan sekedar hafal.

Oleh sebab itu, peran sebuah ayat Alqur’an sangat besar dalam memaknai sebuah konsep matematika. Satu ayat bisa juga mengandung makna atau HIKMAH untuk beberapa konsep matematika.

  • Bagaimana awal mula Bapak menemukan ayat Al Quran yang dapat diterapkan dalam ilmu matematika?

HIKMAH adalah kuncinya. Biasakanlah mencari HIKMAH yang terkandung dalam sebuah ayat atau beberapa ayat ketika kita selesai membaca Alqur’an, sehingga kita terbiasa kontemplasi (merenung) atas sebuah ayat dan peranannya dalam kehidupan kita.

Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat membantu kita dalam kehidupan ini. Tanpa matematika banyak tabir alam semesta yang tidak bisa dijawab! Jadi, ada kaitan yang sangat jelas:

Alqur’an sebagai pedoman hidup kita, dan matematika sebagai alat yang memudahkan hidup kita di semesta ini. Bukankah ini adalah sinergi yang sangat baik?

  • Kesulitan dalam memperkenalkan dan memahamkan anak didik di ISMI tentang Ngaji Matematika? Kalau ada, biasanya, apa sajakah kesulitan tersebut?

Kesulitan utama bagi anak-anak usia Sekolah Dasar adalah anak tidak dibiasakan memahami makna sebuah ayat. Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar kita cenderung menginginkan anak-anak kita HAFAL ayat-ayat Alqur’an tanpa memahami maknanya. Sehingga ketika belajar Ngaji Matematika, meski mereka hafal ayatnya, tetapi sangat sulit memahami maknanya.

Bahkan di jenjang pendidikan SMP pun masih ada beberapa kesulitan yang sama seperti Sekolah Dasar. Hanya saja anak-anak SMP lebih bisa diajak dialoq mengenai makna sebuah ayat dibandingkan anak SD.

Sedangkan masa SMA adalah masa yang sangat tepat untuk mempelajari Ngaji Matematika. Sebab diusia ini anak-anak SMA sudah bisa mengenal hak dan kewajibannya sehingga berdialoq tentang Ngaji Matematika menjadi “hidup” dan berkembang.

Jadi kebiasaan tidak memaknai sebuah ayat yang telah dibaca adalah faktor utama lemahnya anak didik kita dalam mempelajari Ngaji Matematika. Padahal sudah jelas Allah SWT mengatakan:

Janganlah kamu gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur'an) karena hendak cepat-cepat menguasainya (QS 75:16)

“Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (QS 73:4)

Kedua ayat tersebut sudah sangat jelas menginginkan kita membaca ayat-ayat Alqur’an itu dengan tidak tergesa-gesa dan perlahan agar kita bisa memahami makna atau HIKMAH-nya.

  • Metode khusus apa yang digunakan untuk memperkenalkan Ngaji Matematika?

Tidak ada metode khusus. Saya menggunakan metode dialoq langsung dengan siswa untuk memperoleh hasil pendidikan Ngaji Matematika yang baik. Dengan dialoq biasanya aktivitas belajar mengajar Ngaji Matematika menjadi jauh lebih baik dan “hidup” serta berkembang. Jauh dari kesan membosankan!

  • Sejak usia berapakah seorang anak bisa mulai diperkenalkan pada Ngaji Matematika?

Sejak usia 8 tahun sudah bisa. Atau seorang anak yang sudah menginjak jenjang kelas 2 Sekolah Dasar.

  • Kelebihan atau benefit apa sajakah yang bisa didapat bila seseorang mempunyai pemahaman mumpuni tentang Ngaji Matematika?

Pertanyaan yang sangat bagus! Benefit itu setidaknya saya rasakan sendiri saat ini, yaitu saya lebih tenang dalam menyikapi hidup ini. Tidak gelisah. Melatih kesabaran. Tawadhu untuk belajar pada setiap orang. Dan selalu belajar ikhlas untuk menjadi insane perindu IHSAN, pencari HIKMAH di telaga matematika J

Bagi anak-anak didik saya, khususnya yang sudah duduk di SMP dan SMA, mereka menjadi lebih terbuka terhadap setiap pemasalahan yang mereka hadapi. Lebih berani bersikap jujur, apa adanya. Menjadi sangat berminat membaca dan mempelajari Alqur’an serta mau menghargai pendapat dan keputusan teman dalam sebuah diskusi (dialoq).

Selain itu, tentu saja mereka menjadi lebih menyukai matematika.

Diperlukan kemampuan merekonstruksi pemikiran dan metodologi dengan menggali khazanah sumber-sumber yang dimiliki dan memadukan wawasan orisinal dan wawasan kekinian

Inilah program yang saya sebut: NYANTRI DI JAMAN MILENIAL! 

Semoga berkenan dan dapat menjawab apa yang menjadi pertanyaan mbak Dina beserta kru majalah Al-Falah YDSF.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Al Faqir Ila Allah : Bekti Hermawan Handojo | AjariAkuIslam.com

Komentar