“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Ada pun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-NYA petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah, kecuali orang-orang yang fasik…” (QS2, Al Baqarah:26)
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-NYA. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (QS2, Al Baqarah:269)
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (al-Qamar:17, 22, 32, 40)
Sebelum tahun 2007, 3 tahun lamanya saya merenungkan apakah Ngaji Matematika ini jadi ditulis atau tidak. Desakan dari kiri kanan, sahabat dan teman serta keluarga akhirnya membuat saya memberanikan diri menuliskan apa yang sudah menjadi renungan saya selama tiga tahun terakhir.
Mungkin, boleh jadi tulisan ini tidak berarti apa-apa bagi sebagian orang. Tetapi fakta dan renungan ini mungkin juga akan bermanfaat bagi banyak orang daripada jika saya tidak ungkapkan di depan publik melalui buku ini.
Buku ini saya tuliskan agar apa yang menjadi pemikiran dan renungan saya dapat dinikmati oleh banyak orang. Pak Hernowo, penulis kawakan dari Mizan mengatakan: “Tulisan yang renyah akan mudah diserap oleh banyak orang”. Jadi, mudah-mudahan saja tulisan saya ini termasuk yang renyah dan gurih menurut difinisi pak Hernowo, sehingga setiap orang dapat dengan mudah menikmatinya.
Namun, sebagai penulis yang masih tergolong pemula, saya hanya bisa berharap bahwa materi Ngaji Matematika waktu itu dapat dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin keluarga Indonesia. Terlepas dari apakah nantinya best seller atau tidak.
Yang terpenting lagi, semoga Ngaji Matematika ini dapat menjadikan inspirasi bagi keluarga Indonesia dan para pembaca yang budiman bahwa ilmu dan pengetahuan tidak selamanya harus disamakan dengan latar belakang pendidikan seseorang. Tidak perlu menjadi ustadz terlebih dahulu untuk mengkaji Al Qur’an. Dan tidak perlu menjadi guru matematika terlebih dahulu untuk dapat mengajarkan matematika pada anak-anak. Tentunya, semua itu tanpa maksud menggurui siapa pun.
Melalui ayat-ayat Allah yang saya baca sendiri, saya semakin yakin bahwa di dalam Al Qur’an tercakup segala disiplin ilmu dan segala sesuatu, duniawi dan ukhrawi, dengan segala dinamikanya, meski tidak terperinci dan teknis, melainkan global dan garis besar panduan.
Ngaji Matematika ini sebenarnya saya tujukan untuk kebaikan saya pribadi dan keluarga, terutama dalam membantu anak-anak kami dalam meningkatkan prestasi pelajaran matematikanya di sekolah, tanpa meninggalkan pendidikan akhlaqnya.
Namun, tanpa menutup segala kelemahan dan kekurangannya, saya akan semakin bahagia jika Ngaji Matematika ini dapat diambil manfaatnya oleh keluarga lain, karena itu semua akan menjadi “tabungan” saya kelak “di sana”.
Tapi di tahun 2017, saya tidak menuliskan lagi Ngaji Matematika. Tapi saya merekamnya dalam bentuk video pembelajaran. Sebab ternyata belajar lebih nyaman dan mudah jika disajikan dalam bentuk video. Karena setiap pembelajarnya jadi semakin mudah memahami.
Video Ngaji Matematika adalah salah satu bagian dari ikhtiar kami untuk membuka pola pikir pelajar Muslim agar mereka terbiasa mengambil strategi problem solving menggunakan ayat-ayat Al Qur’an. Sehingga, selain dihafalkan, ayat-ayat Al Qur’an bagi mereka setidaknya bisa dijadikan landasan pijakan dasar untuk memecahkan berbagai persoalan.
Di video Ngaji Matematika, Anda akan bertemu ayat-ayat Al Qur’an yang memandu mengapa sebuah konsep Matematika berlaku seperti itu. Dan konsep Matematika itu pun dapat dijadikan kaedah umum dalam mempermudah pelajar menemukan solusi dalam berhitung.
Tahap awal belajar Ngaji Matematika adalah memahami bagaimana ayat-ayat Al Qur’an dapat memandu sebuah kaedah menjadi mudah digunakan pelajar. Sehingga setiap pelajar yang mempelajari Ngaji Matematika merasakan bahwa Al Qur’an memang benar adanya dalam membimbing mereka menemukan sebuah jawaban dari sebuah persoalan.
Pepatah selalu mengatakan: tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun selalu saya nantikan dari para pembaca yang budiman dan dari seluruh keluarga di Indonesia. Semua kesalahan semata-mata datangnya dari saya, dan semua kebenaran senantiasa datangnya dari Allah SWT.
Selamat berimajinasi.
Al Faqir Ila Allah | Siti Nurhasanah - Ngaji Matematika