Al Quran Menyatukan Kami di SD Islam Khoiru Ummah, Malang

Komentar · 1254 Tampilan

Apa yang bisa kita perjuangkan untuk anak kita saat dia mengalami tekanan dari sekolahnya pada saat TK? Suka duka kami saat mendaftarkan anak masuk SD Islam Khoiru Ummah, Kota Malang.

Hampir 7 bulan kami mencari sebuah sekolah di Kota Malang yang bisa mendengar persoalan kami. Dan hampir 7 bulan itu pula kami mendampingi super ketat anak kami agar traumanya ketika di jenjang TK dapat kami netralisir. Anak kami mengalami trauma belajar saat di TK karena guru anak kami, menurut kami tidak layak menjadi guru.

Pendidikan itu bukan sekedar mentransfer pengetahuan. Pendidikan itu adalah membangkitkan energi berlimpah pada anak-anak karena Fitrah Bakat dan Fitrah Belajar yang sudah disediakan Allah SWT.

Proses Pembiasaan dan Penumbuhan pola pikir dan sikap pada anak-anak haruslah berkembang sesuai akal budi mereka yang telah disediakan Sang Pencipta.

Mungkin kami terlalu idealis. Tetapi yang kami pikirkan saat itu adalah mengapa anak kami mengalami trauma di dunia pendidikan yang seharusnya menjadi dunia dia untuk berkembang dan bertumbuh? Hampir saja kami memutuskan akan menangani anak kami sendiri melalui Home Schooling.

Namun niat itu kami batalkan saat kami melalui Jalan Kerinci – Sawojajar dan kami “mampir” di sebuah sekolah karena tertarik dengan tulisan “Quranic School”.

Sebenarnya tulisan itu biasa saja bagi kami karena terlalu seringnya kami mendengar kata Sekolah Berbasis Qur’an. Tapi rasa penasaran kami saat itu begitu menggebu untuk mendapatkan sekolah yang dapat memahami kondisi anak kami. Maka “mampirlah” kami di SD Islam Khoiru Ummah. Siapa tahu solusi bagi anak kami ada disini.

Kepada resepsionis, kami hanya bertanya: “Bisakah kami bertemu Kepala Sekolah”. Dijawab: “Bisa pak”. Kami bertanya lagi, “Tapi kami ingin bertemu Kepala Sekolah dan minta waktu 2 jam?” Dijawab lagi: “Inshaa Allah besok bisa, pak.”

Kami datang lagi keesokan harinya dan bertemu Kepala Sekolah. Kami ingin bertanya lebih mendalam tentang program belajar dan cara para guru mendidik di sekolah ini.

Alhamdulillah, diskusi kami dengan Kepala Sekolah memang berakhir setelah 2 jam. Sebuah waktu yang cukup lama bagi kami mendiskusikan hal penting dengan Kepala Sekolah. Sebab di sekolah lain, kami cuma dijanjikan waktu 10-15 menit. Itu pun jika ada waktu.

Saya berkata kepada istri, “Saya suka sekolah ini karena Kepala Sekolahnya bisa menyediakan waktu 2 jam untuk kita dan mendiskusi banyak hal terkait kebutuhan anak kita. Semoga anak kita cocok sekolah disini.”

Istri saya hanya berkata singkat, “Terserah ayah saja. Ayah imamnya. Istri kan manajer pelaksananya. Saya 100% mendukung keputusan ayah.”

Alhamdulillah, dalam perkembangannya di kelas 1, anak kami mengalami kemajuan yang luar biasa. Mau mengaji bersama teman-temannya. Saat di TK dulu dia sangat “membenci” kegiatan di TPQ. Mau belajar menulis dan meningkatkan kemampuannya dalam membaca.

Menginjak tahun ke 2 di SDI Khoiru Ummah, jika melihat dedikasi para gurunya, sekolah ini seharusnya bisa mengubah para murid agar memiliki kepribadian Muslim pembelajar yang memiliki karakter, dan bukan lagi sosok yang hanya mengejar score nilai ujian akhir semester.

SDI Khoiru Ummah, menurut pandangan kami, dapat berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan formal yang menimba pengetahuan dari pengalaman generasi pemenang, dari khazanah sejarah emas Islam.

Menjadikan para Muslim pembelajar berprestasi dan berandil di masyarakat. Sehingga kita tak perlu lagi bertanya-tanya: “Mengapa ilmu yang di sekolah tidak memiliki efek dalam membentuk pola pikir dan sikap hidup keseharian pembelajarnya?”

Jika harapan ini bisa terwujud, maka label Quranic School bisa memberikan dampak yang nyata bagi para pembelajarnya. Dan disaat itulah Al Qur’an dapat benar-benar menyatukan pemikiran umat melalui lembaga pendidikan formal yang terselip di Madyopuro ini.

Catatan: SD Islam Khoiru Ummah, Kota Malang, adalah sekolah pertama dimana kami ajarkan Ngaji Matematika di sekolah ini. Meski Ngaji Matematika masih berupa ekskul bernama Islamic Math Adventure, tapi pesertanya banyak banget. Terutama murid-murid yang memiliki daya nalar di atas rata-rata.

Kelas Islamic Math Adventure berlangsung selama 4 semester sebelum terhenti karena Covid 19. Ada banyak kemajuan dalam pola pikir murid-murid yang mempelajari NGAJI MATEMATIKA melalui kelas Islamic Math Adventure ini.

Semoga setelah Covid 19 ini selesai, kelas Islamic Math Adventure bisa dilanjutkan kembali. Aamiin.

Al-Faqir Ila Allah, Bekti Hermawan

Komentar