Personal Branding Tidak Harus Rumit Memulainya

Komentar · 1079 Tampilan

Personal Branding yang bisa dicontoh dalam kehidupan sehari-hari, bukan bayangan muluk dengan tampil selalu grooming dan pencitraan yang tidak menampakkan diri sesungguhnya.

Namanya Pak Enin, cukup satu kata. Tidak ada nama panjang yang memenuhi kolom KTP. Bagaimana Personal Branding dari seorang Enin?

Beliau adalah seseorang yang menjalani kehidupan dan penghasilan sehari-hari, dengan mendatangi perumahan kami. Berangkat pagi-pagi dengan sepeda yang sudah dibilang tua. Umur beliau juga bukan muda lagi. Rambut putihnya sudah memenuhi di kepala beliau. Bahkan jenggot dan kumisnya pun ada warna uban tersebut. Kayuh sepedanya mengelilingi perumahan, sampai ada yang memanggil beliau. Untuk apa? Ya diminta untuk melakukan pekerjaan rumahan. Yang bisa dibilang pekerjaan biasa, seperti memangkas dahan pohon depan rumah. Memperbaiki selokan sisi luar, mengangkat-angkat barang dirumah yang memanggil dia, karena pemilik rumah repot mengerjakan sendirian. Dan lain-lain.

Kadang kalau pas ada pekerjaan untuk lingkungan RT dan RW, beliau diminta mengerjakan juga, seperti membersihkan Got, memotong rumput kapling, menyiram tanaman. Kadang menangkap binatang liar. Semua beliau jalankan, dari sekian pekerjaan itu, beliau tidak menerapkan tarif. Jadi berapa pemberian uang dari yang menyewa jasanya diterima. Walau untuk pekerjaan yang sama, bisa mendapatkan jumlah uang yang berbeda, bisa ada yang ngasih Rp. 20.000,- - Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-. Yang jelas saat dia pulang kerumahnya, ada saja yang uang yang bisa dibawa pulang ke rumahnya. Hal ini sudah dilakukan bertahun-tahun

Dari cerita nyata diatas, bisa diambil garis merahnya. Bahwa Pak Enin sudah punya Personal Branding, bukan untuk pekerjaan yang wah berpenghasilan besar, tapi disini dilihat dari sisi, cara menguatkan Personal Branding. Yaitu persistance terhadap satu pekerjaan. Dimana menurut Malcolm Gladwell, seorang penulis yang bekerja dalam majalah The New Yorker. Teori ini menjelaskan bahwa : Seeorang akan menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu yang diinginkan setelah dia melakukan atau mempelajarinya dalam waktu 10.000 jam, dan dituangkan teorinya ini dibuku Malcolm yang berjudul Outlier.

Setiap orang jika sudah melewati 10.000 jam dalam melakukan pekerjaan atau keahlian yang sama. Maka sudah pasti terlatih dengan kompetensinya itu, dan juga bisa dikenal oleh khalayak, karena kalau dihitung misal dalam sehari, dipergunakan waktunya selama 8 jam untuk melakukan keahlian yang sama, maka angka 10.000 jam itu akan tercapai di tahun ketiga atau kurang lebih 3 tahun 4 bulan tanpa libur. Kalau ada libur, berarti lebih dari 3,5 tahun.

Maka secara tidak langsung Personal Branding didiri kita sudah terbentuk. Dan tidak hanya soal keahlian, jika itu dijadikan penghasilan, itupun sudah menghasilkan dan ada pemasukan selalu. Jika diskip soal sepi job, karena sepi job itu bukan karena keahliannya. Tapi bisa jadi faktor ekonomi eksternal, juga mungkin attitude dan service yang tidak memuaskan. Tapi sisi Personal Branding untuk keahliannya masih melekat didiri kita. Kecuali karena sepi, terus berganti job, bisnis dan juga keahlian baru. Maka diperlukan waktu 10.000 jam lagi, untuk bisa expert.

Apa teori diatas untuk segala hal kompetensi? Tidak selalu. Kalau punya bakat yang pas dengan keahlian yang dikerjakan, bisa lebih cepat kompetensinya itu dikenal. Atau kalau momentum lingkungannya demand untuk bisnis, pekerjaan mau keahlian sedang tinggi dibutuhkan, dan daerahnya sedikit yang membukan kompetensi tersebut. Maka dirinya akan lebih cepat melejit dan menghasilkan. Itu namanya ada faktor Luck. Atau bahasa awamnya rezekinya Bagus.

Jadi jangan berkecil hati, jika ingin memulai buat Personal Branding untuk keperluan penghasilan ekonomi sendiri dan keluarga. Motivasi diri juga terus dipompa, dengan selalu berpikir positif dan bertawakal. Dan doa dulu sebelum bekerja, karena mendahulukan doa adalah bentuk kepasrahan total, bahwa diri kita ini kecil tanpa izin dan rezeki dari Yang Maha Kuasa.

personal branding

Komentar
Siti Nurhasanah 3 tahun

Kuncinya: Setia Pada Profesi 👍