THIRD PARTY COOKIES

Comments · 1022 Views

Selambat-lambatnya tahun 2023. Apple-Google-Microsoft-Facebook akan memblokir penggunaan cookies pihak ketiga (Third Party cookies) di perambanan/platform masing-masing.

Dalih untuk privacy diduga hanya alibi semata. Karena Apple diduga menyimpan agenda tersembunyi ingin menjegal

Selambat-lambatnya tahun 2023. Apple-Google-Microsoft-Facebook akan memblokir penggunaan cookies pihak ketiga (Third Party cookies) di perambanan/platform masing-masing.

Dalih untuk privacy diduga hanya alibi semata. Karena Apple diduga menyimpan agenda tersembunyi ingin menjegal Bisnis Facebook.

Sementara Google memanfaatkan dalih privasinya dalam rangka makin memperkuat dominasinya bisa memonopoli kue periklanan digital skala global.

3rd-Party Cookies atau Browser History
Seperti diketahui 3rd-Party Cookies (atau Browser History) sekarang jadi sorotan. Padahal lebih dari 30 tahun terakhir,industri periklanan digital,praktis sangat tergantung cookies.

Via History Browser teesebut,pengiklan bisa secara akurat menentukan iklan/promo yang relevan,kapan harus menawarkan apa/dimana. Dan bagaimana penawarannya.

Makanya dengan penghapusan 3rd-party cookies ini,diprediksi akan men-discruption Industri Periklanan digital skala global.
Sebab dengan jenis periklanan programmatic (berbasis algoritma) yang kontribusinya makin mayoritas,nyaris tidak ada aktivitas periklanan digital,yang mengandalkan 3rd-Party Cookies
Termasuk yang sangat tergantung adalah Facebook,makanya keputusan Apple memblokir Cookies,dinilai bisa merugikan bisnis periklanan Facebook yang nilai tahunannya mencapai $86 Miliar itu.

Mengapa Google mengambil keputusan ini?
Keputusan yang diambil Google untuk berhenti memberi dukungan pada kuki pihak ketiga. tentu bukan tanpa pertimbangan. Menurut Chrome’s Director of Engineering Justin Schuh, ini karena meningkatnya kekhawatiran tentang privasi data.

Justin menyampaikan dalam tulisan blog bahwa pengguna menuntut privasi yang lebih besar. Hal ini termasuk transparansi, pilihan, dan kontrol atas bagaimana data mereka digunakan. Maka, jelas ekosistem web perlu berevolusi untuk memenuhi peningkatan permintaan ini.

Pun begitu, inisiatif yang diambil Google ini sebenarnya bukan hal baru. Apple telah membuat langkah yang serupa pada tahun 2017. Begitu juga Mozilla dan Chromium-Based Edge browser yang baru diluncurkan oleh Microsoft. Ke depan, kompetisi browser pun akan menjadi sangat berbeda.

Tanpa Cookies diprediksi 90% aktivitas dalam Selling-Marketing- Branding,ikut terganggu.

Pelacakan transaksi-Pergerakan konsumen antar platform/applikasi,tidak bisa akurat.

54% peruklanan digital akan terdampak.
41% target bisnis akan meleset.
Publisher-broadcaster akan berpotensi kehilangan 70% revenuenya.Bahkan di Amerika kerugian diperkirakan mencapai $10 Milyar.

Benarkah??

Kupas tuntas Marketing
Selasa,14 Juni 2022
Pk.09.00 wib
R.Meeting Jarco

#semangatclosing
#closingJuni
#salamsatuclosing

Comments